Teori psikodinamika dari Freud dikenal sebagai psikoanalisa.
Model psikodinamika berakar dari tulisan Sigmund Freud tetapi model ini meluas mencakup/meliputi ide-ide yang telah direvisi maupun konsep-konsep yang ditentang. Model ini didasarkan pada asumsi di bawah ini:
- Perilaku manusia ditentukan oleh impuls, keinginan, motif, konflik yang semua dikenal/disebut dengan istilah intrapsikis (ada dalam pikiran) dan sering di luar kesadaran
- Faktor-faktor intrapsikis penyebab perilaku normal atau tidak normal. Maka, kecemasan yang melumpuhkan dapat diatribusikan/disebabkan oleh konflik yang tidak terpecahkan/tidak terselesaikan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi
- Fondasi/dasar perilaku diletakkan pada masa kanak-kanak melalui pemuasan atau tidak terpuasnya/tidak terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dan impuls-impuls. Karena peran sentral dari kebutuhan tersebut maka hubungan awal dengan keluarga, teman sebaya, dan figure otoriter mendapat perhatian khusus
- Asesmen klinis, tritmen dan riset sebaiknya menekankan aktivitas intrapsikis, meskipun sering tidak dapat dilihat dari observasi langsung tetapi harus ditemukan jika perilaku ingin dipahami atau perilaku ingin dihilangkan.
- psychic determinism yakni perilaku dapat disebabkan oleh factor-faktor psikologis yang tidak dapat dilihat oleh orang lain maupun diri sendiri. Dari perspektif ini, hampir perilaku dilihat sebagai sesuatu yang berarti karena memberikan petunjuk adanya konflik-konflik dan motivasi yang tersembunyi/tidak dapat dilihat. Misal, kata beast dapat dibaca breast , lupa pada nama-nama tertentu atau menghilangkan buku yang dipinjam semua itu dapat diinterpretasi sebagai ekspresi perasaan dan impuls yang tidak nampak dalam kesadaran. Freud menyebutnya sebagai unconsciousmerupakan bagian fungsi mental yang berada di luar kesadaran dan tidak siap untuk menerimanya.
- Dalil dasar Freud yang lain adalah perilaku manusia berasal dari perjuangan antara keinginan individu untuk memuaskan isnting seksual dan agresif dan kebutuhan untuk menghormati/mentaati aturan dan realitas yang ada di dunia luar.
· Ia melihat masing-masing individu menghadapi pencarian yang panjang/lama untuk mendapatkan cara mengekspresikan insting tanpa mendapatkan hukuman atau konsekuensi negatif lainnya.
· Menurut Freud, pikiran manusia merupakan arena dimana apa yang ingin ia lakukan (insting) harus disesuaikan dengan apa yang dapat atau sebaiknya dilakukan (alasan dan moralitas). Missal, seorang ibu mengatakan kepada anaknya yang berumur 7 tahun untuk berhenti main video jika ia kemudian makan enam roti dan memuntahkannya pada ibunya, seorang psikoanalisa melihat perilaku anak tersebut sebagai ekspresi impuls agresif yang disembunyikan dengan cukup baik untuk menghindari hukuman.
· Struktur mental (mental structure). Dalam system yang dikemukakan Freud, insting yang tidak disadari merupakan id yakni ada saat lahir dan berisi semua energi psikis (atau libido) tersedia untuk memotivasi perilaku.
· Id berusaha memuaskan keinginannya tanpa penundaan, oleh kerena itu, dikatakan bekerja berdasarkan prinsip-prinsip kesenangan (missal, jika mengenakkan maka lakukan) karena anak\bayi tumbuh dan dunia luar memberikan batasan-batasan terhadap pemuasan id maka ego mulai mengatur, sebagai hasil perkembangan dari id sekitar umur 1 tahun dan mulai menemukan cara yang aman untuk mengekspresikan insting.
· Saat ego umur 7 tahun, sebagai contoh, akan membalas dendam (marah) kepada ibunya maka ego yang mengatur/mengendalikan perilaku. Karena ego menyesuaikan dengan tuntutan ekternal, maka ego dapat dikatakan berprinsip/beroperasi berdasarkan reality principle (prinsip realitas)(misal:”jika kamu ingin melakukannya, setidaknya lakukan dengan diam-diam).
· Agen mental ke 3 yaitu super ego merupakan hasil dari sosialisasi pengaruh realitas. Hal ini berisi semua hal yang diajarkan keluarga dan budaya mengenai etika, moral dan nilai, dan menurut Freud, apa yang diajarkan ini diinternalisasikan menjadi “ego ideal” atau bagaimana sebaiknya/semestinya seseorang itu.
· Superego juga berisi kesadaran (consience), yang mencari untuk menuju pada kesempurnaan, kepatuhan, perilaku yang diterima secara social dan biasanya berlawanan dengan id..
- Mechanisms of defense (mekanisme pertahanan diri/ego). Struktur mental yang ketiga adalah keterkaitannya dalam kecemasan yang menyebabkan konflik internal.
· Ego mencoba menjaga konflik ini dan ketidaknyamanannya apabila sampai mencapai kesadaran dengan memainkan berbagai mekanisme pertahanan, biasanya bekerja pada tingkat ketidaksadaran.
· Salah satu yang paling umum adalah represi, yaitu ego berusaha mempertahankan pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima keluar dari kesadaran.
· Represi disebut juga dengan terdorong untuk melupakan (motivated forgetting). Sebagai contoh, seorang individu yang memiliki kebencian terhadap orang tua dialami secara tidak sadar bisa menekan rasa benci tersebut (ketika seseorang menyadari impuls/dorongan tersebut dan secara sadar menolak keberadaan rasa benci tersebut, maka proses tersebut disebut supresi)
· Meskipun selalu berusaha menekan/represi, dorongan yang tidak diinginkan, ibarat balon yang dimasukkan dalam air yang sewaktu-waktu akan muncul ke permukaan.
· Untuk melindungi hal ini, ego memainkan tambahan pertahanan yang tidak disadari. Misal dengan reaksi formasi (reaction formation), yaitu seseorang berpikir dan bertindak berlawanan dengan impuls yang tidak disadarinya. Maka seseroang yang membenci ayahnya dapat mengekspresikan perasaan cinta yang sangat dan jug sangat perhatian.
· Tapi jika mekanisme pertahanan yang digunakan adalah proyeksi maka si anak mengatribusikan/mencari penyebab perasaan negatif (benci) tersebut kepada orang lain.
· Mekanisme pertahanan yang disebut displacement memungkinkan mengekspresikan beberapa impuls id, tetapi ditujukan pada sesuatu yang lebih aman, misal teman kerja atau orang lain yang menjadi ganti figure ayah. Maka anak tersebut bisa mengkritik/berlaku kasar pada orang yang dianggap sebagai pengganti figure ayah.
· Meskipun pertahanan diri ini dapat dilakukan/berhasil, setidaknya untuk sementara, tetapi mekanisme pertahanan ini memboroskan/membuang banyak energi psikis dan dibawah tekanan akan mendorong seseorang yang bermasalah akan mengalami kemunduran atau regresi, pada tingkat karakteristik perilaku sebelumnya, atau tahap perkembangan yang kurang matang.
· Kedalaman regresi dalam kasus tertentu sebagai fungsi dari sejarah perkembangan psikoseksual individu.
No comments:
Post a Comment