4 Tahap Perkembangan Psikoseksual Pada Anak Oleh Sigmund Freud - angkrukmh

Latest

education and informative

BANNER 728X90

Monday, July 17, 2017

Tahap Perkembangan Psikoseksual Pada Anak Oleh Sigmund Freud

Freud menyatakan bahwa anak-anak melalui/melewati beberapa tahap perkembangan psikoseksual, nama dikaitkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan bagian tubuh yang dihubungkan dengan kesenangan sesuai tahap tersebut.
·    Tahun pertama atau sering disebut sebagai tahap oral karena makan, menghisap, menggigit dan aktivitas oral lainnya merupakan sumber utama kesenangan.
·    Jika penyapihan tertunda/terlalu lama atau terlalu dini, kebutuhan  oral yang terhalangi atau terlalu berlebihan, maka anak akan gagal melalui tahap oral tanpa terpakuatau menjadi fiksasi pada tahap tersebut, sehingga perilakunya akan terkait dengan tahap tersebut.
·    Orang dewasa yang perilakunya tergantung pada pola perilaku oral seperti merokok, terlalu banyak makan berarti ia mengalami fiksasi pada tahap oral.
·    Freud mengemukakan bahwa semakin kuat fiksasi individu pada tahap psikoseksual tertentu, perilaku yang khas pada tahap tersebut ditunjukkan dikemudian hari dan kemungkinan akan mengalami regresi pada tahap tersebut ketika mengalami tekakan/berada dibawah tekanan.
·    Seseorang yang menjadi sangat tergantung atau tertekan (depresi) ketika kebutuhan untuk tergantung tidak terpenuhi maka berarti orang tersebut mengalami regresi pada tahap oral.
·    Tahun ke-2 sering disebut dengan tahap anal, karena Freud melihat anus dan  rangsangan/stimuli yang dikaitkan dengan membersihkan dan menahan tinja/kotoran sebagai sumber penting dari kesenangan pada tahap ini.

·    Ciri  yang paling penting pada tahap ini adalah toilet training, dimana ada pertentangan kemauan antara orang tua dan anak.
·    Fiksasi anal diperkirakan berasal dari cara pelatihan ini/toilet training ini baik terlalu ketat ataupun terlalu permisif/bebas.
·    Orang dewasa yang kikir, keras kepala, sangat menekankan keteraturan dan juga terlalu menekankan pada kebersihan, atau orang yang tidak rapi, tidak teratur dan sangat pemurah hati berarti mengalami fiksasi pada tahap ini.
·    Anak masuk pada tahap phallic kira-kira pada umur 3 atau 4 tahun, akrena genital menjadi sumber utama kesenangan.
·    Freud mengemukakan bahwa selama tahap phallic, anak mulai memiliki keinginan seksual atas ibunya dan ingin melakukan kompetesi/persaingan dengan ayahnya. Situasi ini dikenal dengan Oedipal . Konflik oedipal secara normal diubah dengan menekan keinginan seksual terhadap ibunya, dengan mengidentifikasi dengan ayah dan nantinya pada akhirnya menemukan pasangan seksual wanita.
·    Meskipun Freud menekankan perkembangan psikoseksual laki-laki, ia membicarakan kompleks Oedipus, dimana seorang anak perempuan menderita penis envy dan perasaan rendah diri karena ia percaya ia telah “dikebiri” karena mencintai/menginginkan ayahnya. Anak perempuan mengubah perasaan ini dengan mengganti keinginan punya anak dengan keinginan memiliki penis sehingga kemudian melakukan identifikasi terhadap ibunya.
·    Freud percaya bahwa pemecahan konflik yang baik pada tahap ini merupakan sesuatu yang penting bagi perkembangan psikologis yang sehat dan bahwa fiksasi pada tahap ini akan mempengaruhi perilaku interpersonal pada waktu dewasa yaitu perilaku memberontak, agresi dan penyimpangan perilaku seksual antara lain homoseksual, exhibitionism, fetishism.
·    Freud mempercayai bahwa periode/tahap latency merupakan tahap setelah phallic. Selama latency, dorongan id berkurang/menyusut dan prinsip realitas menjadi kekuatan yang lebih kuat dalam kehidupan -anak, setelah anak memfokuskan pada perkembangan social dan keterampilan akademik.

·    Tahap latency diperluas sampa masa remaja, ketika kemasakan fisik individu mengantarkan ke tahap genital. Akhir tahap ini yaitu sepanjang masa dewasa, kesenangan kembali berfokus pada daerah genital, tetapi ketika semua tahap sebelumnya berjalan dengan baik, minat seksual tidak hanya diarahkan pada karakteristik kepuasan diri pada tahap phallic, tetapi diarahkan pada hubungan yang stabil, hubungan dalam jangka panjang dimana kebutuhan-kebutuhan orang lain menjadi pertimbangan.

No comments: