4 Menjaga Dan merawat Kesehatan Gigi Anak - angkrukmh

Latest

education and informative

BANNER 728X90

Friday, June 1, 2012

Menjaga Dan merawat Kesehatan Gigi Anak

Menjaga Dan merawat Kesehatan Gigi Anak. Supaya gigi anak sehat, upaya ke arah situ harus dimulai sejak ia masih dalam kandungan. Bayangkan, pembentukan calon gigi sudah dimulai sejak janin berusia 4 minggu. Sedangkan, proses keluarnya atau erupsi dimulai saat bayi berusia 6-7 bulan. Berikut tips Menjaga Dan merawat Kesehatan Gigi Anak

Menjaga kesehatan gigi anak harus dilakukan secara menyeluruh termasuk mulut dan gusi. Cara yang paling efektif adalah mengenalkan dan menanamkan kebiasakan membersihkan gigi dan mulut sejak bayi. Selain menjaga kebersihan gigi, tak kalah penting adalah mengenal ragam masalah gigi dan mulut yang kerap terjadi. Dengan mengetahui gejalanya, orangtua bisa melakukan upaya penanggulangan segera. Tentu saja pencegahan jauh lebih penting dan ini berarti pola makan anak pun harus diperhatikan.

Untuk itu, edisi spesial "Kiat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak" hadir sebagai panduan bagi orangtua dalam merawat kesehatan si buah hati, khususnya seputar mulut. Ingat, masalah pada gigi tidak bisa dianggap enteng. Bahkan sampai muncul pameo, lebih baik sakit hati daripada sakit gigi.


KAPAN GIGIKU TUMBUH?

Sampai usia 2 tahun anak punya 20 gigi susu. Pertumbuhan gigi bayi sudah dimulai sejak dalam kandungan, tepatnya sejak janin berusia 4 minggu sampai bayi lahir. Pertumbuhan ini masih berlangsung di dalam rahang dan tak terlihat dari luar.

Proses munculnya gigi ke permukaan menembus gusi tidak bisa diukur lamanya. Sampai di mana posisinya pun hanya bisa dilihat dengan foto rontgen. Namun biasanya, gigi pertama muncul sejak usia sekitar 6 bulan sampai 12 bulan. Mula-mula yang tumbuh adalah mahkota gigi yang berwarna putih dengan lapisan luar emailnya, lalu berikutnya ada dentin, dan be rikutnya lagi adalah pulpa yang menjadi tempat saraf dan pembuluh darah. Paling akhir yaitu akar gigi. 

Satu satu yang memengaruhi waktu kemunculan  gigi adalah asupan kalsium selagi ibu hamil. Namun, tidak berarti ibu yang lebih banyak mengonsumsi kalsium akan melahirkan bayi dengan pertumbuhan gigi yang  lebih cepat. Bagaimanapun juga, daya serap kalsium setiap  janin berbeda-beda. Selain itu, asupan kalsium pun dibutuhkan oleh pembentukan dan pertumbuhan tulang. 

DUH GATAL..!!!

Pada setiap anak, gejala yang timbul saat tumbuh gigi berbeda-beda atau individual. Re aksinya tergantung pada daya tahan tubuh dan ketahanan akan rasa sakit. Gejala umum yang ditemui antara lain :

*  Gatal pada gusi 
Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak membahay akan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk digigit-gigit yang  aman dari zat beracun.
*  Rewel Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel. 
*  Gusi tampak kemerahan
*  Tidak nafsu makan Perasaan tak enak di mulut ka rena tumbuh gigi bisa membuat anak malas makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan. 
*  Demam 

Biasanya tidak sampai demam  tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan tumbuh gigi atau ada penyebab lain.

KOK BELUM KELUAR..?

Umumnya, anak usia 1 tahun sudah punya 6-8 gigi susu dan menjadi lengkap yaitu 20 gigi pada usia 2 tahun. Jika setelah berusia lebih dari satu tahun gigi anak belum muncul, bawalah ia ke dokter gigi untuk memastikan kondisinya. Pemeriksaan foto rontgen memberi kepastian masalah ini. Dokter akan melakukan tindakan pemeriksaan klinis mulut anak, apakah pada gusi terlihat penonjolan-penonjolan yang merupakan tanda akan tumbuhnya gigi. Bila ada, akan ditunggu sampai beberapa minggu. Selama proses tersebut sebaiknya dilakukan kontrol secara periodik, satu  bulan, tiga bulan, dan enam bulan.

Bila hasil foto rontgen menunjukkan tidak terdapat benih gigi susu (agenesis gigi susu), maka sampai usia berapa pun tak akan terjadi erupsi. Namun, bisa saja terjadi, meski gigi susu tidak tumbuh, tapi gigi tetapnya ada. Kalau benih gigi tetap pun tidak ada, maka harus dibuatkan gigi tetap tiruan. Penyebab terjadinya kelainan pertumbuhan ini, biasanya karena faktor genetik bukan  akibat kekurangan zat gizi tertentu.

BARU LAHIR, EH, PUNYA GIGI.....!!!

Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhan dan perkembangan  gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah memiliki gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagian depan atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satu buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi  baru pada bulan pertama setelah kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi. Penanganan dilakukan dengan melih at apakah gigi erupsi dini mengganggu atau tidak. Jika tidak, maka akan dibiarkan.

GIGI TETAP

Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya, paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah teraba atau  terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya gigi tetap keluar, maka gigi geligi "tetangganya" akan bergeser mengisi sebagian kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada tempatnya alias berantakan.

Sumber : Kiat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak - Marfuah Panji Astuti.
Konsultan ahli: drg. Eva Fauziah, Sp.KGA pengajar Fakultas Kedokteran Gigi UI

No comments: