Definisi Penyesuaian Diri
Dari segi pandangan psikologi, penyesuaian diri memiliki banyak arti, seperti pemuasan kebutuhan, keterampilan dalam menangani frustrasi dan konflik, ketenangan pikiran/jiwa, atau bahkan pembentukan simtom-simtom. Itu berarti belajar bagaimana bergaul dengan baik dengan orang lain dan bagaimana meng-hadapi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Tyson menyebut hal-hal seperti kemam-puan untuk beradaptasi, kemampuan berafeksi, kehidupan yang seimbang, kemampuan untuk mengambil keuntungan dari pengalaman, toleransi terhadap frustrasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan lain-lain (Tyson, 1951). Kita akan menemukan kualitas-kualitas lain ketika kita membicarakan kriteria mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental. Jelas, banyaknya sifat dari proses penyesuaian diri ini menimbulkan kesulitan untuk merumuskan suatu definisi yang singkat. Kita juga menghadapi kesulitan karena penyesuaian din itu sendiri tidak bisa dikatakan baik atau buruk. Hanya dapat dikatakan bah-wa penyesuaian diri adalah cara individual atau khusus organisme dalam be-reaksi terhadap tuntutan-tuntutan dari dalam atau situasi-situasi dari luar. Untuk beberapa orang mungkin reaksi ini bisa efisien, sehat, atau memuaskan, semen-tara untuk orang lain reaksi ini melumpuhkan, tidak efektif, atau bahkan patologik.
Karena penyesuaian din itu sendiri tidak bisa dikatakan baik atau buruk, maka kita dapat mendefinisikannya dengan sangat sederhana, yaitu suatu proses yang melibatkan respons-respons mental dan tingkah laku yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan-kebutuhan, tegangan-tegangan, frustrasi-frustrasi, dan konflik-konflik batin serta menyelaraskan tuntutan-tun-tutan batin ini dengan tuntutan-tuntutan yang dikenakan kepadanya oleh dunia di mana ia hidup. Dalam arti ini, kebanyakan respons cocok dengan konsep penyesuaian diri.
Konsep Penyesuaian Diri yang Baik
Terhadap definisi umum yang dikemukakan di atas, kita akan bertanya, "Seperti apakah orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik itu?" Dengan kata lain, "Apakah itu penyesuaian diri yang baik?" Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik adalah orang yang memiliki respons-respons yang matang, efisien, memuaskan, dan sehat. Sebaliknya, orang yang neurotik adalah orang yang sangal tidak efisien dan tidak pernah menangani tugas-tugas secara leng-kap. Istilah "sehat" berarti respons yang baik untuk kesehatan, yakni cocok dengan kodrat manusia, dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan tanggung j awabnya. Kesehatan merupakan ciri yang sangat khas dalam penyesuaian din yang baik.
Singkatnya, meskipun memiliki kekurangan-kekurangan kepribadian, orang yang dapat menyesuaik, diri dengan baik dapat bereaksi secara efektif terhadap situasi-situasi yang berbeda, dapat memecahkan konflik-konflik, frustrasi-frustrasi, dan masalah-masalah tanpa menggunakan tingkah laku simtomatik. Karena itu, ia relatif bebas dari simtom-simtom, seperti kecemasan kronis, obsesi, atau gangguan-gangguan psikofisiologis (psikosomatik). Ia men-ciptakan dunia hubungan antarpribadi dan kepuasan-kepuasan yang ikut menyumbangkan kesinambungan pertumbuhan kepribadian.
Penyesuaian Diri adalah Relatif
Penyesuaian diri seperti yang telah dirumuskan di atas adalah relatif karena tidak ada orang yang dapat menyesuaikan diri secara sempurna. Penyesuaian diri itu harus dinilai berdasarkan kapasitas individu untuk mengubah dan me-nanggulangi tuntutan-tuntutan yang dihadapi, dan kapasitas ini berbeda-beda menurut kepribadian dan tingkat perkembangan. Seperti dikatakan oleh seorang penulis:
"Penyesuaian diri yang baik tidak dapat didefinisikan hanya sekali saja secara sederhana atau secara sempurna. Penyesuaian diri yang baik hams dide-finisikan menurut penanganan masalah yang sesuai dengan tingkat perkem-bangan — Seorang individu mungkin dikatakan mampu menyesuaikan diri dengan baik pada usia tertentu, tetapi mungkin pada usia lain ia tidak mampu menyesuaikan diri. Kalau dilihat dari segi ini, pertumbuhan adalah suatu proses dalam menghadapi stres dan tekanan berturut-turtit dan dengan demikian mem-bangun kapasitas untuk menghadapi masalah-masalah pada tingkat berikutnya yang lebih tinggi" (Anderson, 1949).
Penyesuaian diri juga bersifat relatif karena berbeda-beda menurut norma-norma sosial dan budaya serta individu itu sendiri berbeda-beda dalam ber-tingkah laku. Bahkan, orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik kadang-kadang merasa bahwa ia menghadapi situasi atau masalah yang melampaui kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Dan juga penyesuaian diri yang baik tidak hams menyebar ke bidang-bidang lain. Seorang mahasiswa yang duduk dekat Anda mungkin secara emosional dan sosial dapat menyesuaikan diri dengan baik, tetapi ia mungkin mengalami kesulitan dalam bidang akademis. Banyak suami dapat menangani pekerjaannya dengan baik, tetapi ia merasa tidak mungkin hidup bersama dengan keluarganya. Sebaliknya, ketidakmam-puan menyesuaikan diri adalah kelumpuhan yang akan menyebar dari salah satu bagian kepribadian ke bagian kepribadian lainnya.
Penyesuaian Did versus Moralitas
Pemakaian istilah "baik" dan "buruk" menempatkan seorang psikolog dalam ilmu kesehatan mental dalam posisi untuk membuat penilaian terhadap tingkah laku yang sebenarnya diharapkan tidak dilakukan oleh seorang ilmuwan. Tetapi dapat dikemukakan di sini bahwa keputusan untuk menilai bukan sesuatu yang khas bagi bidang ilmu moral atau etika. Setiap orang dapat berbicara tentang kesehatan yang baik dan buruk, atau cuaca yang baik dan buruk dengan tidak memperhatikan pandangan moral atau etika. Kita tidak melihat tingkah laku yang tidak dapat menyesuaikan diri sebagai sesuatu yang secara moral buruk atau juga orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik sebagai teladan kebajikan yang sempurna. Kemampuan menyesuaikan diri tidak dapat disamakan dengan kebajikan atau ketidakmampuan menyesuaikan diri disamakan dengan dosa (Mowrer, 1960). Tetapi sering kali terjadi bahwa imoralitas merupakan akar dari ketidakmampuan menyesuaikan diri dan sudah pasti penyesuaian diri yang sehat dalam pengertian yang sangat luas harus juga mencakup kesehatan moral.
Tetapi jika ciri dari penyesuaian diri itu adalah baik, maka hal ini dipan-dang dari segi psikologi bukan dari segi moral atau etika. Sama seperti kese-hatan fisik adalah sesuatu yang diinginkan oleh semua orang demikian juga kesehatan mental adalah kik bagi semua orang dan jelas juga bahwa ketidak-stabilan mental, simtom-simtom neurotik atau psikotik secara psikologis adalah buruk. Di sini jelas perbedaan antara moralitas dan penyesuaian diri. Dosa pertama-tama adalah kejahatan moral dan hanya secara sekunder merupakan ketidakmampuan menyesuaikan diri, sebaliknya ketidakmampuan menyesuai-kan diri pertama-tama adalah kejahatan psikologis dan secara moral bisa di-katakan jahat hanya jika responsnya yang bersifat moral dan bersifat psikologis j ahat/buruk.
No comments:
Post a Comment