Tubuh manusia membutuhkan energi dalam satuan kalori ini untuk beraktivitas, pada setiap makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori akan berbeda-beda.
Tubuh manusia membutuhkan kalori (energi) untuk bertahan hidup, tanpanya sel-sel tubuh akan mati.
Lemak merupakan zat gizi dengan kandungan kalori tertinggi, adapun karbohidrat dan protein ada di bawahnya.
Konsumsi kalori yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, dapat menimbulkan masalah kesehatan. Berikut di bawah ini nilai kalor dari tiga komponen utama dari makanan yang dikonsumsi:
Tidak semua orang membutuhkan jumlah kalori yang sama pada setiap harinya. Konsumsi kalori ideal tergantung dari aktivitas fisik sehari-hari, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dll.
Akibat kelebihan kalori:
#Tubuh cenderung gemuk
Berlebihan dalam asupan kalori yang berasal dari konsumsi karbohidrat (biasanya nasi putih) dan lemak dapat memicu kelebihan berat badan, apalagi jika aktivitas sehari-hari berupa bekerja di kantor dengan posisi duduk (tidak aktif bergerak).
Demikian juga langsung tidur setelah konsumsi makanan memberbesar resiko tubuh mengalami kegemukan.
Dikutip dari detik.com, bahwa kelebihan 500 kalori per hari dalam seminggu akan menaikkan bobot tubuh 0,5 kilogram.
Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam RSCM, dr Em Yunir, SpPD-KEMD menjelaskan bahwa kelebihan setiap hari sekitar 500 kalori, dalam seminggu berat badan bisa naik setengah kilogram. Begitu juga sebaliknya, kurangi saja 300-500 kalori dari kebutuhan kalori harian. Dalam sebulan bisa turun 1-2 kilogram.
#Tingkatkan risiko penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan, beberapa yang termasuk di dalamnya yaitu alzheimer, diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, dll.
Saat ini, diketahui ada sekitar 50 penyakit degeneratif di dunia. Dulu, penyakit degeneratif biasanya dialami orang-orang yang berusia di atas 50 tahun.
Akan tetapi pada masa sekarang, orang berusia 40 sudah banyak terjangkit. Penyebab tingginya resiko penyakit degeneratif yaitu karena makanan dan gaya hidup yang buruk.
"Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia mengkonsumsi gula secara besar-besaran dalam 50 tahun terakhir. Dulu, untuk mendapatkan rasa manis, orang lebih memilih untuk mengkonsumsi tebu. Gula mengandung banyak kalori. Produk-produk karbohidrat olahan seperti tepung juga lebih cepat melepas kalori. Akibatnya, makin banyak orang yang kelebihan kalori," kata Frederik S. Waworuntu, M.Sc.HH, master of science in Holistic Health dan ahli naturopathy.
Kelebihan kalori nantinya akan disimpan, yang kemudian menjadi lemak yang berlebih di dalam tubuh, sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang sangat berbahaya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penyebab lainnya yang memicu penyakit degeneratif adalah polusi kendaraan yang tinggi, sering mengalami stres, kebiasaan tidak sehat, jarang berolahraga dan jarang konsumsi sayuran dan buah-buahan.
#Kerusakan otak dan hati
Kelebihan kalori dapat merusak saraf otak. Organ hati dan otak bisa mengalami masalah akibat asupan kalori protein terlalu tinggi masuk ke dalam tubuh.
Hal itu karena terlalu bayaknya asupan tersebut berakibat akan mudah memroduksi racun, yang nantinya diproses oleh organ hati. Terjadinya penimbunan racun ini sangat berbahaya...
...yang mengakibatkan fungsi otak dan hati mengalami ketidakseimbangan serius.
#Sembelit
Kebiasaan buruk yang selalu mengkonsumsi banyak makanan tinggi kalori, mengakibatkan efek buruk bagi sistem kinerja organ tubuh, terutama organ pencernaan seperti perut dan usus.
Hal itu karena asupan lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna, sehingga memberatkan kinerja lambung, yang akhirnya memicu terjadinya sembelit.
#Asam Urat
Kalori yang terlalu tinggi mengakibatkan meningkatnya resiko asam urat, kondisi seperti ini rentan dialami oleh yang terbiasa (belebihan) dalam mengkonsumsi asupan protein hewani.
Sumber lemak jenuh bisa membuat kadar kolesterol ikut naik. Jumlah kolesterol yang tinggi inilah yang memicu asam urat.
Sehingga, penderita kolesteol tinggi juga rentan untuk terkena resiko penyakit asam urat.
#Gangguan pada dinding arteri
Konsumsi kalori terutama lemak, apalagi jenis lemak jenuh, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dikhawatirkan akan memicu kolesterol tinggi. Dimana masalah tingginya kadarkolesterol jahat berdampak buruk pada arteri jantung.
Bahaya gangguan pada organ arteri ini bisa memicu komplikasi penyakit, yaitu penyakit ginjal, jantung dan otak.
#Dehidrasi
Kelebihan kalori, khususnya protein, bisa mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).
Hal itu karena kondisi kadar protein berlebihan di dalam tubuh dapat memberatkan proses / fungsi tubuh untuk membangun jaringan tubuh.
Sehingga hal yang harus diperhatikan, saat Anda mengonsumsi banyak asupan protein maka penting untuk mencukupi asupan cairan (teruama air putih) untuk menyeimbangkannya.
#Menurunnya kumlah kalsium tubuh
Produksi asam di dalam tubuh bisa meningkat terlalu tinggi karena terlalu banyak mengkonsumsi asupan kalori.
Kondisi asam di dalam tubuh yang terlalu tinggi, berakibat buruk pada kemampuan tulang untuk menyerap kalsium yang tidak optimal.
#Hipertensi
Resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat meningkatkan akibat berlebihannya menkonsumsi asupan kalori karbohidrat, yang dapat merusak sistem metabolisme tubuh.
#Kerusakan Organ Ginjal
Kalori yang berlebihan di dalam tubuh dapat memberatkan kerja ginjal, hal itu karena sangat banyaknya zat racun yang harus disaring organ ginjal. Masalah seperti ini terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi asupan protein hewani.
#Trigliserida tinggi
Asupan karbohidrat yang terlalu tinggi mengakibatkan resiko trigliserida meningkat. Dimana penyakit jantung adalah resiko berbahaya yang mengancam akibat tingginya kandungan trigliserida di dalam tubuh.
Akibat kekurangan kalori
Kalori sebenarnya memiliki fungsi penting dalam memberikan energi / tenaga bagi tubuh, hanya saja tidak boleh berlebihan dalam mengkonsumsi asupan kalori baik itu dari lemak, protein, dan karbohidrat. Berikut di bawah ini bahaya kekurangan asupan kalori:
#Penyakit batu empedu
Dikutip dari livestrong.com, bahwa konsumsi asupan yang terlalu sedikit kalori dalam waktu lama menyebabkan penurunan berat badan yang cepat.
Walaupun hal ini mungkin terdengar baik bagi orang-orang yang kelebihan berat badan, tetapi kehilangan sejumlah besar berat badan dalam waktu singkat ternyata dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam kandung empedu...
...serta menurunkan kemampuannya untuk mengeluarkan empedu. Hal ini tidak baik, karena menyebabkan pembentukan batu empedu, kulit menguning, demam tinggi, menggigil dan beberapa masalah lainnya.
#Tubuh kelaparan
Kalori tubuh yang tidak terpenuhi, terutama pada asupan karbohidrat, mengakibatkan timbulnya rasa lapar. Dimana karbohidrat sebagai sumber utama energi (tenaga) bagi tubuh.
#Gangguan sistem kardiovaskular
Otot-otot pada jantung bisa menjadi kuat karena terpenuhinya asupan protein, apabila kalori satu ini tak terpenuhi maka kinerja otot jantung dalam fungsinya untuk memompa aliran darah mengalami masalah.
Kesehatan pembuluh darah juga terdukung oleh adanya asupan protein. Kekurangan asupan kalori protein mengakibatkan pembuluh darah menjadi lemah, yang jika kondisinya sangat buruk dapat beresiko kematian.
Pembuluh darah harus bersih dari plak-plak kolesterol jahat, sehingga diperlukan kecukupan protein bagi tubuh dalam sehari-harinya.
Kurangnya asupan protein juga mengakibatkan ketidakoptimalan fungsi sel darah. Kardiovaskular bisa mengalami gangguan akibat kalori protein tidak dipenuhi.
>
#Kekurangan tenaga
Aibat kurangnya pasokan asupan kalori mengakibatkan tubuh cepat lelah dan jantung berdebar. Apabila kondisi seperti ini tidak diperhatikan, mengakibatkan tubuh kehilangan kemampuan untuk beraktifitas.
Tubuh juga akan mengalami gangguan, baik itu secara fisik ataupun mental. Kasus terburuk dari kekurangn kalori adalah tubuh mengalami koma hingga bisa mengakibatkan kelumpuhan, karena berhentinya sistem kinerja tubuh.
#Gangguan sistem syaraf
Kurangnya asupan kalori protein berdampak buruk pada sistem saraf otak. Beberapa akibat yang ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan dalam berkonsetrasi, fokus dan pengaturan emosi.
Kekurangan asupan protein juga berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan, hingga menyebabkan kepikunan.
Gangguan fungsi syaraf juga mengakibatkan masalah pada kemampuan syaraf penglihatan, salah satunya berupa gejala kaburnya penglihatan, karena kurang lancarnya hubungan antar sistem syaraf yaitu antara organ mata dan syaraf pusat pada otak.
#Gangguan hormon
Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh kecukupan asupan kalori bagi tubuh. Selain itu juga, asupan kalori memengaruhi produksi berbagai macam enzim yang mendukung fungsi tubuh.
Sehingga masalah kekurangan asupan kolari menyebabkan gangguan pada hormon dan enzim yang menjadi tak seimbang.
#Gangguan kesehatan rambut, kulit, kuku
Kekurangan asupan kalori berdampak buruk bagi kesehatan kulit dan rambut, terutama jika kekurangan protein.
Sangat penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh untuk menghindari masalah pada rambut, seperti rambut bercabang, kering, mudah pecah, dan kusam.
Masalah lainnya, kulit mudah terpapar radikal bebas yang menyebabkan resiko kulit kering, kusam dan timbulnya penyakit kulit.
Asupan kalori protein berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap sehat serta mencegah serangan radikal bebas. Secara umum sangat penting untuk mencegah kerutan, sehingga beresiko tampak tua.
Kurang asupan kalori juga beresiko membuat kuku mengalami masalah seperti mudah rapuh, serta perubahan warna kuku yang membuat kuku terlihat tidak jernih dan tidak bening.
#Menganggu sistem metabolisme tubuh
Kekurangan kalori dapat menghambat sistem metabolisme tubuh. Fungsi asupan karbohidrat sebagai “bahan bakar” bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh.
Sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal mengakibatkan beberapa masalah, salah satunya akan membuat tubuh mudah mengatuk, tidak bersemangat atau tubuh lemas.
#Gangguan menstruasi dan kehamilan
Dikutip dari livestrong.com, bahwa saat wanita makan terlalu sedikit kalori, beresiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Saat mens berhenti, risiko keropos tulang naik karena kurangnya estrogen dan akibat rendahnya kalsium (akibat kekurangan kalori)...
...sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan risiko patah tulang.
Masalah lainnya yang ditimbulkan, wanita yang selama kehamilan kekurangan asupan kalori beresiko mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat.
Sumber makanan berkalori tinggi:
Asupan kalori memang harus dipenuhi kecukupannya bagi tubuh, akan tetapi tidak boleh juga berlebihan dalam mengkonsumsi asupan kalori.
Tubuh manusia membutuhkan kalori (energi) untuk bertahan hidup, tanpanya sel-sel tubuh akan mati.
Lemak merupakan zat gizi dengan kandungan kalori tertinggi, adapun karbohidrat dan protein ada di bawahnya.
Konsumsi kalori yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, dapat menimbulkan masalah kesehatan. Berikut di bawah ini nilai kalor dari tiga komponen utama dari makanan yang dikonsumsi:
- 1 gram lemak mengandung 9 kalori
- 1 gram karbohidrat mengandung 4 kalori
- 1 gram protein mengandung 4 kalori
Tidak semua orang membutuhkan jumlah kalori yang sama pada setiap harinya. Konsumsi kalori ideal tergantung dari aktivitas fisik sehari-hari, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dll.
Akibat kelebihan kalori:
#Tubuh cenderung gemuk
Berlebihan dalam asupan kalori yang berasal dari konsumsi karbohidrat (biasanya nasi putih) dan lemak dapat memicu kelebihan berat badan, apalagi jika aktivitas sehari-hari berupa bekerja di kantor dengan posisi duduk (tidak aktif bergerak).
Demikian juga langsung tidur setelah konsumsi makanan memberbesar resiko tubuh mengalami kegemukan.
Dikutip dari detik.com, bahwa kelebihan 500 kalori per hari dalam seminggu akan menaikkan bobot tubuh 0,5 kilogram.
Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam RSCM, dr Em Yunir, SpPD-KEMD menjelaskan bahwa kelebihan setiap hari sekitar 500 kalori, dalam seminggu berat badan bisa naik setengah kilogram. Begitu juga sebaliknya, kurangi saja 300-500 kalori dari kebutuhan kalori harian. Dalam sebulan bisa turun 1-2 kilogram.
#Tingkatkan risiko penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan, beberapa yang termasuk di dalamnya yaitu alzheimer, diabetes, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, dll.
Saat ini, diketahui ada sekitar 50 penyakit degeneratif di dunia. Dulu, penyakit degeneratif biasanya dialami orang-orang yang berusia di atas 50 tahun.
Akan tetapi pada masa sekarang, orang berusia 40 sudah banyak terjangkit. Penyebab tingginya resiko penyakit degeneratif yaitu karena makanan dan gaya hidup yang buruk.
"Belum pernah ada dalam sejarah Indonesia mengkonsumsi gula secara besar-besaran dalam 50 tahun terakhir. Dulu, untuk mendapatkan rasa manis, orang lebih memilih untuk mengkonsumsi tebu. Gula mengandung banyak kalori. Produk-produk karbohidrat olahan seperti tepung juga lebih cepat melepas kalori. Akibatnya, makin banyak orang yang kelebihan kalori," kata Frederik S. Waworuntu, M.Sc.HH, master of science in Holistic Health dan ahli naturopathy.
Kelebihan kalori nantinya akan disimpan, yang kemudian menjadi lemak yang berlebih di dalam tubuh, sehingga akan menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang sangat berbahaya yaitu penyakit jantung dan pembuluh darah.
Penyebab lainnya yang memicu penyakit degeneratif adalah polusi kendaraan yang tinggi, sering mengalami stres, kebiasaan tidak sehat, jarang berolahraga dan jarang konsumsi sayuran dan buah-buahan.
#Kerusakan otak dan hati
Kelebihan kalori dapat merusak saraf otak. Organ hati dan otak bisa mengalami masalah akibat asupan kalori protein terlalu tinggi masuk ke dalam tubuh.
Hal itu karena terlalu bayaknya asupan tersebut berakibat akan mudah memroduksi racun, yang nantinya diproses oleh organ hati. Terjadinya penimbunan racun ini sangat berbahaya...
...yang mengakibatkan fungsi otak dan hati mengalami ketidakseimbangan serius.
#Sembelit
Kebiasaan buruk yang selalu mengkonsumsi banyak makanan tinggi kalori, mengakibatkan efek buruk bagi sistem kinerja organ tubuh, terutama organ pencernaan seperti perut dan usus.
Hal itu karena asupan lemak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dicerna, sehingga memberatkan kinerja lambung, yang akhirnya memicu terjadinya sembelit.
#Asam Urat
Kalori yang terlalu tinggi mengakibatkan meningkatnya resiko asam urat, kondisi seperti ini rentan dialami oleh yang terbiasa (belebihan) dalam mengkonsumsi asupan protein hewani.
Sumber lemak jenuh bisa membuat kadar kolesterol ikut naik. Jumlah kolesterol yang tinggi inilah yang memicu asam urat.
Sehingga, penderita kolesteol tinggi juga rentan untuk terkena resiko penyakit asam urat.
#Gangguan pada dinding arteri
Konsumsi kalori terutama lemak, apalagi jenis lemak jenuh, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dikhawatirkan akan memicu kolesterol tinggi. Dimana masalah tingginya kadarkolesterol jahat berdampak buruk pada arteri jantung.
Bahaya gangguan pada organ arteri ini bisa memicu komplikasi penyakit, yaitu penyakit ginjal, jantung dan otak.
#Dehidrasi
Kelebihan kalori, khususnya protein, bisa mengakibatkan tubuh mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).
Hal itu karena kondisi kadar protein berlebihan di dalam tubuh dapat memberatkan proses / fungsi tubuh untuk membangun jaringan tubuh.
Sehingga hal yang harus diperhatikan, saat Anda mengonsumsi banyak asupan protein maka penting untuk mencukupi asupan cairan (teruama air putih) untuk menyeimbangkannya.
#Menurunnya kumlah kalsium tubuh
Produksi asam di dalam tubuh bisa meningkat terlalu tinggi karena terlalu banyak mengkonsumsi asupan kalori.
Kondisi asam di dalam tubuh yang terlalu tinggi, berakibat buruk pada kemampuan tulang untuk menyerap kalsium yang tidak optimal.
#Hipertensi
Resiko tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat meningkatkan akibat berlebihannya menkonsumsi asupan kalori karbohidrat, yang dapat merusak sistem metabolisme tubuh.
#Kerusakan Organ Ginjal
Kalori yang berlebihan di dalam tubuh dapat memberatkan kerja ginjal, hal itu karena sangat banyaknya zat racun yang harus disaring organ ginjal. Masalah seperti ini terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi asupan protein hewani.
#Trigliserida tinggi
Asupan karbohidrat yang terlalu tinggi mengakibatkan resiko trigliserida meningkat. Dimana penyakit jantung adalah resiko berbahaya yang mengancam akibat tingginya kandungan trigliserida di dalam tubuh.
Akibat kekurangan kalori
Kalori sebenarnya memiliki fungsi penting dalam memberikan energi / tenaga bagi tubuh, hanya saja tidak boleh berlebihan dalam mengkonsumsi asupan kalori baik itu dari lemak, protein, dan karbohidrat. Berikut di bawah ini bahaya kekurangan asupan kalori:
#Penyakit batu empedu
Dikutip dari livestrong.com, bahwa konsumsi asupan yang terlalu sedikit kalori dalam waktu lama menyebabkan penurunan berat badan yang cepat.
Walaupun hal ini mungkin terdengar baik bagi orang-orang yang kelebihan berat badan, tetapi kehilangan sejumlah besar berat badan dalam waktu singkat ternyata dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam kandung empedu...
...serta menurunkan kemampuannya untuk mengeluarkan empedu. Hal ini tidak baik, karena menyebabkan pembentukan batu empedu, kulit menguning, demam tinggi, menggigil dan beberapa masalah lainnya.
#Tubuh kelaparan
Kalori tubuh yang tidak terpenuhi, terutama pada asupan karbohidrat, mengakibatkan timbulnya rasa lapar. Dimana karbohidrat sebagai sumber utama energi (tenaga) bagi tubuh.
#Gangguan sistem kardiovaskular
Otot-otot pada jantung bisa menjadi kuat karena terpenuhinya asupan protein, apabila kalori satu ini tak terpenuhi maka kinerja otot jantung dalam fungsinya untuk memompa aliran darah mengalami masalah.
Kesehatan pembuluh darah juga terdukung oleh adanya asupan protein. Kekurangan asupan kalori protein mengakibatkan pembuluh darah menjadi lemah, yang jika kondisinya sangat buruk dapat beresiko kematian.
Pembuluh darah harus bersih dari plak-plak kolesterol jahat, sehingga diperlukan kecukupan protein bagi tubuh dalam sehari-harinya.
Kurangnya asupan protein juga mengakibatkan ketidakoptimalan fungsi sel darah. Kardiovaskular bisa mengalami gangguan akibat kalori protein tidak dipenuhi.
>
#Kekurangan tenaga
Aibat kurangnya pasokan asupan kalori mengakibatkan tubuh cepat lelah dan jantung berdebar. Apabila kondisi seperti ini tidak diperhatikan, mengakibatkan tubuh kehilangan kemampuan untuk beraktifitas.
Tubuh juga akan mengalami gangguan, baik itu secara fisik ataupun mental. Kasus terburuk dari kekurangn kalori adalah tubuh mengalami koma hingga bisa mengakibatkan kelumpuhan, karena berhentinya sistem kinerja tubuh.
#Gangguan sistem syaraf
Kurangnya asupan kalori protein berdampak buruk pada sistem saraf otak. Beberapa akibat yang ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan dalam berkonsetrasi, fokus dan pengaturan emosi.
Kekurangan asupan protein juga berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan, hingga menyebabkan kepikunan.
Gangguan fungsi syaraf juga mengakibatkan masalah pada kemampuan syaraf penglihatan, salah satunya berupa gejala kaburnya penglihatan, karena kurang lancarnya hubungan antar sistem syaraf yaitu antara organ mata dan syaraf pusat pada otak.
#Gangguan hormon
Keseimbangan hormon juga didukung banyak oleh kecukupan asupan kalori bagi tubuh. Selain itu juga, asupan kalori memengaruhi produksi berbagai macam enzim yang mendukung fungsi tubuh.
Sehingga masalah kekurangan asupan kolari menyebabkan gangguan pada hormon dan enzim yang menjadi tak seimbang.
#Gangguan kesehatan rambut, kulit, kuku
Kekurangan asupan kalori berdampak buruk bagi kesehatan kulit dan rambut, terutama jika kekurangan protein.
Sangat penting untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh untuk menghindari masalah pada rambut, seperti rambut bercabang, kering, mudah pecah, dan kusam.
Masalah lainnya, kulit mudah terpapar radikal bebas yang menyebabkan resiko kulit kering, kusam dan timbulnya penyakit kulit.
Asupan kalori protein berfungsi untuk menjaga kulit agar tetap sehat serta mencegah serangan radikal bebas. Secara umum sangat penting untuk mencegah kerutan, sehingga beresiko tampak tua.
Kurang asupan kalori juga beresiko membuat kuku mengalami masalah seperti mudah rapuh, serta perubahan warna kuku yang membuat kuku terlihat tidak jernih dan tidak bening.
#Menganggu sistem metabolisme tubuh
Kekurangan kalori dapat menghambat sistem metabolisme tubuh. Fungsi asupan karbohidrat sebagai “bahan bakar” bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi untuk tubuh.
Sistem metabolisme tubuh yang tidak optimal mengakibatkan beberapa masalah, salah satunya akan membuat tubuh mudah mengatuk, tidak bersemangat atau tubuh lemas.
#Gangguan menstruasi dan kehamilan
Dikutip dari livestrong.com, bahwa saat wanita makan terlalu sedikit kalori, beresiko menyebabkan menstruasi yang tidak teratur. Saat mens berhenti, risiko keropos tulang naik karena kurangnya estrogen dan akibat rendahnya kalsium (akibat kekurangan kalori)...
...sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan risiko patah tulang.
Masalah lainnya yang ditimbulkan, wanita yang selama kehamilan kekurangan asupan kalori beresiko mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat.
Sumber makanan berkalori tinggi:
- Kacang-kacangan (718 Kkal/100gr)
- Biji-bijian (718 Kkal/100gr)
- Coklat (589 Kkal/100 gr).
- Susu (452 Kkal/100 gr).
- Kelapa (354 Kkal/100 gr).
- Kurma (282 Kkal/100 gr).
- Keripik Kentang (>160 Kkal/100 gr).
- Alpukat (160 Kkal/100 gr).
- Mangga (156 Kkal/100 gr).
- Pisang (89 Kkal/100 gr).
- Anggur (69 Kkal/100 gr).
- Pir (58 Kkal/100 gr).
- Apel (52 Kkal/100 gr).
- Raspberry (52 Kkal/100 gr).
- Blueberry (38 Kkal/100 gr).
Asupan kalori memang harus dipenuhi kecukupannya bagi tubuh, akan tetapi tidak boleh juga berlebihan dalam mengkonsumsi asupan kalori.
No comments:
Post a Comment