4 KEPRIBADIAN PADA MASA BAYI - angkrukmh

Latest

education and informative

BANNER 728X90

Friday, November 20, 2015

KEPRIBADIAN PADA MASA BAYI

Masa bayi adalah masa ketakberdayaan dan ketergantungan di mana pada waktu itu fungsi bayi hanya semata-mata tertuju kepada pemuasan kebutuhan fisiknya. Masa ini biasanya berlangsung dari kelahiran sampai usia 2 tahun, di mana pada waktu itu bayi mulai belajar berjalan dan berkomunikasi. Masa ini ditandai oleh perkembangan organisme yang sangat cepat dan sedikit demi sedikit dia dapat melihat perbedaan-perbedaan lingkungan yang terdekat, meskipun secara sangat sederhana. Segi-segi dasar respons sosialnya mulai tampak. Dia mulai menguasai kelompok-kelompok otot yang utama. Para psikolog pada umumnya (dan Para psikoanalis pada khususnya) menitikberatkan sifat kritis dari masa ini untuk perkembangan selanjutnya.
Masalah-masalah utama pada masa bayi berkisar sekitar perawatan ibu dan pemberian makanan. Meskipun masalah-masalah yang menyangkut pem-biasaan akan kebersihan (toilet training) sering kali dimasukkan sebagai masalah bayi, namun barn muncul kalau individu menjadi lebih sadar akan kekuasaan dan disiplin, dan dengan demikian selayaknya pembiasaan akan kebersihan dimasukkan sebagai masalah pada awal masa kanak-kanak, khususnya pada masa prasekolah.
Perawatan Ibu
Karena hubungan bayi yang pertama dan sangat penting dengan dunia di luar dirinya adalah hubungan dengan ibunya, maka luas dan kualitas dari hubungan ini merupakan landasan bagi pandangan pokok dan sikap-sikapnya terhadap dunia dan dirinya sendiri. Apakah respons anak nanti terhadap dunia di seki-tarnya adalah menerima dan memuaskan atau menolak dan mengecewakan tergantung pada sejauh mana hangatnya kontak antara ibu dan anak serta melimpahnya kasih sayang yang diberikan ibu kepada sang anak. Memegang, membelai, dan berbicara kepada bayi akan membantu menanamkan perasaan aman. Perawatan ibu dapat juga diperkaya dengan partisipasi khusus dari ayah atau anggota-anggota lain dalam keluarga. Kalau kontak itu tidak ada atau kurang, maka akan mengakibatkan gangguan yang berat terhadap perkem-bangan psikis dan hal ini telah ditemukan dalam sejarah hidup banyak pasien psikotik dan neurotik. Perasaan cemas dan gangguan emosional dari ibu terutama pada waktu hamil sangat merugikan dan menjadi cumber perasaan-perasaan tidak aman yang kelihatan kemudian dalam kehidupan individu.

Pemberian Makanan
Kebutuhan utama bayi adalah kebutuhan karena perasaan lapar. Maka, situasi pada waktu memberi makanan sangat penting bagi perkembangan kepriba-dian awal. Pemuasan kebutuhan dalam keadaan tenang dan santai serta sesuai dengan tuntutan bayi dan tidak diatur mengikuti jadwal yang kaku merupakan syarat lain yang sangat dibutuhkan bagi keamanan emosional bayi. Dalam situasi memberi makanan, bayi tidak hanya memuaskan kebutuhannya akan makanan, tetapi juga mendapat kenikmatan dari kegiatan-kegiatan mengisap, memasukkan ke dalam mulut, dan menelan makanan.
Masalah-masalah utama yang muncul adalah cara-cara memberi makanan yang tidak semestinya atau sikap-sikap orang tua yang tidak memuaskan anak dan menyapih sebelum waktunya atau secara mendadak. Masalah-masalah pemberian makanan itu berkembang apabila ibu tidak mengetahui bagaimana cara-cara memberi makanan atau dia sendiri mengalami rasa cemas dan takut pada waktu memberi makanan. Masalah-masalah yang muncul dari situasi memberi makanan itu mungkin akan berkembang dan dibawa terus sampai pada tahap-tahap perkembangan kemudian, dan mungkin menjadi penyebab utama dalam masalah tingkah laku yang lebih luas, lebih-lebih kalau ibunya terus-menerus cemas.
Tidak semua hal yang tidak beres dalam pola pemberian makanan di-anggap sebagai masalah karena pendekatan yang matang, luwes, dan aman dapat menghindari kesulitan-kesulitan itu. Beberapa hal yang tidak beres itu dapat muncul dari faktor-faktor fisik, seperti gangguan-gangguan pada sistem pencernaan atau reaksi-reaksi alergis. Apabila kondisi-kondisi ini tidak diketahui atau tidak ditangani dengan baik, maka akan muncul komplikasi-komplikasi psikologis lebih lanjut.

No comments: